Tertidur Karena Bodo Amat
![]() |
Rikardus Redja |
Jakarta, Verbivora.com- Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) merupakan organisasi perhimpunan mahasiswa katolik yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan visi yang mulia yang dikembangkan melalui kaderisasi intelektual populis. Adapun cabang PMKRI yang tersebar di seluruh indonesia, di DKI-Jakarta sendiri ada lima cabang (Cabang Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Selatan.
Baca juga: Rayakan Dies Natalis ke-95, PMKRI Jakarta Pusat Gelar Diskusi Intraktif
PMKRI Cabang Jakarta Pusat yang dengan julukan Is The Best, yang juga sering dikenal dengan PMKRI Menteng yang mana punya cerita menarik dikalangan mahasiswa katolik khususnya Jakarta. Adapun PMKRI Jakarta Pusat selalu menjalankan dua tujuan kaderisasi organisasi, yaitu melanjutkan regenerasi, dan pembentukan kader secara terstruktur yang mana mengikuti silabus organisasi.
Adapun pengertian kaderisasi yang mengacu pada pengoptimalan potensi, yaitu kaderisasi adalah mengaktualkan potensi sesuai tujuan organisasi termasuk ilmu pengetahuan, sikap, dan keterampilan, pengertian ini sangat penting untuk dijalankan dalam organisasi pengkaderan. Tiga poin diusahakan agar dijalankan aktualisasi potensi, pembentukan secara struktural, melanjutkan regenerasi.
Pembentukan secara struktural dan melanjutkan agar adanya regenerasi dapat berjalan indah apabila dioptimalkan pembentukan kader yang berbasis aktualisasi potensi. Dengan memahami potensi kader dan mengoptimalkannya dengan tindakan serius pastinya akan melahirkan kader yang punya kekreativitasan yang mumpuni yang kemudian punya daya saing, dan menjunjung tinggi etika, baik dalam internal organisasi maupun eksternal organisasi dalam artian kehidupan bermasyarakat diluar organisasi.
Baca juga: Rayakan Dies Natalis ke-95, PMKRI Jakarta Pusat Gelar Diskusi Intraktif
![]() |
PMKRI DKI Jakarta/Verbi Jakarta Pusat.com |
Poin aktualisasi potensi sering kali hilang dalam beberapa periode kepengurusan PMKRI Jakarta Pusat, ada apa? Menurut pengamatan saya sebagai anggota PMKRI Jakarta Pusat yang berproses selama tiga tahun, menilai bahwa PMKRI Jakarta Pusat lalai dan tidak mengedepankan aktualisasi potensi, yang seringkali dijalankan ialah dua poin diatas, pembentukan secara terstruktur dan kaderisasi agar dapat memenuhi tuntutan regenerasi. dua poin ini dijalankan tidak dengan keseriusan agar adanya output yang dirasakan oleh para anggota baru. Saya melihat bahawa anggota baru PMKRI Jakarta Pusat sering kehilangan orientasi. Kebingungan inilah akhirnya dirangkum dengan melalui pengamatan dan diskusi langsung dengan calon anggota yang berminat bergabung, serta anggota yang sudah menjalani kaderisasi dengan memenuhi dua tahap pendidikan formal berjenjang di PMKRI baik Masa Penerimaan Anggota Baru (MPAB) dan Masa Bimbingan (MABIM).
Tujuan PMKRI seringkali dilupakan, berjalan dengan tidak totalitas dan hanya formalitas semata, jika masih menutup mata dan bersikap bodo amat dengan adanya kemunduran dalam hal kaderisasi, maka tidaklah salah kemudian disadari adanya degradasi dalam kaderisasi. Saya tidak katakan mati tapi tertidur, usaha yang kemudian dijalankan dengan niat besar dan ditangani dengan serius dapat menghasilkan konsep cemerlang yang digunakan untuk mengatasi hal ini, yakin dengan restu yang Maha Kuasa kita dapat perlahan sadar dari lelapnya tidur dan mimpi disaat kita tidur hingga bangun dengan tertatih untuk menggagas kerja nyata agar dapat tercapainya mimpi organisasi yang diciptakan.
Semuanya akan rusak apabila kita selalu bersikap bodo amat.
Lalau yang menjadi pertanyaan bagaimana dengan peran Dewan Pimpinan Cabang (DPC)? Yang seharusnya mengurus organisasi kemudian terlena dengan alasan kesibukan hingga melupakan tanggung jawab dan peran yang begitu besar dalam organisasi. Apakah DPC serius mengurus? Saya meyakini bahwa tentunya semua berasumsi ingin adanya keseriusan dalam mengurus organisasi, hal ini perlu adanya refleksi mendalam.
Mengajak agar punya kesadaran dalam berorganisasi, merangkak perlahan dengan gerak pelan memenuhi point aktualisasi potensi, sehingga dapat melahirkan kader yang mampu berdaya saing, memiliki kreativitas, dan itu perlu adanya kerja nyata dan perbanyak diskusi serta merasakan kegelisahan anggota hingga hasilkan konsep dengan didukung serta diseriusin.
-Rikardus Redja
Posting Komentar untuk " Tertidur Karena Bodo Amat"